GCS’ soprano 2

GCS : Greenville Christian Singers

Satu keinginanku (lebih tepat disebut ambisi) adalah belajar lebih dalam lagi tentang musik, khususnya dalam hal ini, bernyanyi not balok, bernyanyi lagu-lagu yang sulit dinyanyikan dan yang indah untuk diperdengarkan.

Di tengah munculnya keinginan itu, aku berpikir.. pengen banget belajar musik di luar negeri.. hehehhe.. tapi pikir2 lagi.. hmm… sepertinya sulit juga.. walau mungkin bisa.. namun ada beberapa hal yang lebih urgent untuk dilakukan daripada memuaskan diri akan ambisi tersebut..

Namun bersyukur, di tengah keinginan seperti itu, Tuhan memberikan satu jalan keluar.. Di gereja di mana aku beribadah di jakarta, tiba-tiba membentuk satu choir khusus, yang di dalamnya aku bisa memperdalam belajar tentang musik..
Bagiku ini bukanlah suatu yang kebetulan..
Namun satu berkat anugerah yang Tuhan berikan.. satu kesempatan yang sangat aku tunggu2…
Akhirnya aku mengikuti tes yang ada.
1 bulan sudah tes itu aku ikuti, namun belum ada kabar apa pun.
Dan perlahan ambisi itu sudah mulai berkurang, dan aku pun berpikir, tidak apa jikalau tidak diterima dalam GCS. Karena lebih baik memikirkan hal lain, mengerjakan hal lain, lagipula waktuku akan semakin padat, urusan berkaitan dengan ambisi tersebut perlu dibelakangkan.
Di tengah kondisi aku seperti itu, aku cukup bingung.. Tuhan ternyata memberikan kesempatan ini. Aku tergabung dalam soprano 2 di dalam GCS..
Namun.. Ternyata kabar ini terlambat aku ketahui…
Aku mengetahuinya di hari sabtu kemaren, 15 Agustus..
Dan diberitahu oleh teman lain yang juga terpilih dalam GCS.
Dan sepertinya itu adalah kesalahan/kebodohanku yang terbiasa untuk terlalu cepat mendelete email yang diterima.. check all and delete.. Akhirnya, aku ketinggalan kabar ini.. Aku tidak tahu kalau aku diterima dalam GCS.

Setelah diberitahu aku masuk dalam GCS, rasanya begitu senang…
Namun.. ternyata mereka sudah mulai latihan.. tanggal 13 Agustus yang lalu.. dan aku tidak mengikutinya karena tidak mengetahuinya.. huhuhu….
Kamis ini, tanggal 20 Agustus, juga ada latihan.. tapi.. ga bisa ikut agi.. karena pegi ke puncakkana… huhuhu….
Satu sisi aku ingat.. bahwa untuk tergabung dalam paduan suara ini, aku perlu komitmen. Dan komitmenku di awal sangatlah kuat.
Namun.. aku bingung.. saat ini ketika aku diberikan kesempatan ini, 2 latihan pertama tidak aku ikuti.. dan seolah-olah komitmen di awal tidak bisa ditunjukkan..

Aku cukup bingung.. kenapa bisa diberikan kesempatan ini..
Dan aku berharap.. tidak terlambat jikalau aku memulai benar-benar masuk dalam GCS, di latian yang ke-3.. Dimana lagu dah dibagiin dan aku lum dapet laguna, n tentuna lum bisa.. kar’na laguna pastina susah n pake not balok… T_T

Namun… sungguh bersyukur… jikalau Tuhan memberikan kesempatan ini… ^^
Berharap agar tetap bisa menggunakan kesempatan ini dengan baik, untuk ke depannya.

Posted in padus, share | Leave a comment

kuliah vs pelayanan??

Nilaiku di semester yang lalu turun.. akibatnya tidak bisa mendapatkan beasiswa.. padahal perlu banget.. T_T

Mudah sekali bagi seorang pelayan, ketika nilainya turun, maka yang disalahkan adalah pelayanan yang begitu padat.

SALAH BESAR jika nilai turun karena alasan sibuk pelayanan.
Yang benar adalah aku tidak berusaha dengan maksimal dan tidak melakukan yang terbaik.

Aku berpikir.. Misalkan aku tidak pelayanan, maka apakah nilaiku akan bagus terus?
Hmmm… Tidak. Itu adalah jawabanku.
Karena sering kali di tengah tidak adanya kesibukan, maka kemalasan akan begitu mudah mengikatku. Kerjaanku palingan baca komik, maen game, chatting ga jelas, browsing2, dan tidur.
Akhirnya.. tetep aja study terbengkalai walau tidak memiliki kesibukan pelayanan.

Namun sebagai seorang pelayan, sebagai seorang Kristen, seharusnya dalam hal kuliah, aku juga harusnya melakukan yang terbaik bagi Tuhan.
Maka ketika aku sadar bahwa nilaiku turun karena belum melakukan yang terbaik, aku pun harus bertobat.

Tidak ada gunanya pelayanan dengan begitu sibuk, namun study terbengkalai.
Dan tidak ada alasan untuk menyalahi pelayanan, jika nilaiku turun.

Semester selanjutnya harus bertobat dan do the best for God.

Posted in pelayanan, share | 2 Comments

a humble servant

Ada beberapa hal yang aku dapatkan ketika pulang ke singkawang kemaren..
Hal yang aku maksud di sini adalah berkaitan dengan berkat rohani.

1 statemen yang dikeluarkan oleh pembicara :
“Salah satu ciri seorang yang penuh dengan Roh Kudus adalah seorang yang rendah hati.”

Sering kali seseorang dinilai penuh Roh Kudus ketika ia berkhotbah dengan sangat baik, ia melayani dengan sangat baik, ia berkata-kata dengan penuh hikmat, dsb..

Tapi kali ini aku mendapatkan statemen yang berbeda.. yaitu berkaitan dengan kerendahan hati.

Aku mengakui inilah yang paling sulit untuk aku dapatkan dan lakukan. Sering kali yang aku dapatkan adalah sikap arrogan dan sikap rendah diri, yang secara tidak langsung juga mengandung kesombongan di dalamnya.

Satu sifat yang sangat aku gumulkan, yaitu rendah hati.

Seorang yang rendah hati, ketika Firman Tuhan diberitakan, tidak melihat pada penilaian pribadi akan kwalitas pembicara. Ia akan mendapatkan secara jelas apa yang Tuhan ingin sampaikan padanya lewat pembicara apa pun (dengan syarat : ga bidat).
Khotbah sederhana sekalipun, khotbah yang begitu sering didengar, namun ketika seorang yang rendah hati mendengarnya, ia tetap akan mendapatkan sesuatu dari Tuhan.
Karena ia tidak meninggikan dirinya di hadapan Tuhan, melainkan merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan Tuhan berkenan dengan orang seperti ini.

Sering kali ketika aku akan mendengarkan khotbah, aku bertanya, “siapa pembicaranya?” dengan motivasi salah.. Berharap mendapatkan pembicara yang dinilai berkwalitas.. Dan ketika mendapatkan bahwa pembicara tersebut adalah seorang yang biasa2 saja, maka akan dengan mudahnya berdosa dengan cara men-judge secara tidak langsung bahwa akan sulit mendapatkan sesuatu.
Dan pada saat itu juga aku sudah menjadi calon seorang yang tidak akan mendapatkan berkat rohani.. Kecuali aku mau memperbaiki motivasi yang salah itu..

Bersyukur untuk 1 statemen berharga yang telah aku dapatkan tersebut..

Dan berjuang.. di dalam hidup yang penuh perjuangan ini, tetap belajar untuk rendah hati, tidak dengan kepura-puraan, namun dengan tulus.

The struggle of live : learn to be a humble servant

Posted in share, The Struggle | Leave a comment